Jumat, 24 Mei 2019

Kebersamaan ku dg Bidadari ku yg di dunia




BOLEH PINTAR TAPI INTEGRITAS DAN KEJUJURAN adalah LEBIH PENTING

DUA belas tahun silam, seorang wanita dari Asia (tak usah sebut nama negaranya) datang ke Prancis untuk  kuliah di salah satu universitas terkenal di Paris.
Dia memang cerdas, bahasa Prancis dan Inggris-nya juga sangat baik sehingga lulus seleksi.

Sejak mulai kuliah di hari pertama, dia perhatikan bahwa sistem transportasi di Paris menggunakan sistem otomatis.
Artinya, Anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin.

Setiap perhentian kendaraan umum, memakai cara self-service dan jarang sekali diperiksa petugas.
Bahkan pemeriksaan insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada, bukan karena manajemennya buruk tapi unsur _trust_ dan tertib sosial di sistem transportasi Kota Paris memang sudah baik.

Akhirnya lama kelamaan dia temukan kelemahan sistem ini, dan dengan kelihaiannya itu dia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket dan dia sudah memperhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket, sangat kecil.
Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket.

Ia justru menganggapnya sebagai salah satu cara penghematan sebagai mahasiswa miskin yang dengan cara apapun kalau bisa irit, ya diirit.
Dia bahkan merasa bangga karena dianggapnya itu sebagai kehebatan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Empat tahun berlalu, perempuan muda itu pun tamat dengan cum laude dari fakultas favorit dan universitas ternama di Paris dengan angka indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat bagus.

Hal itu membuat dirinya penuh percaya diri.

Setelah wisuda, gadis itu pun mulai mengajukan aplikasi surat lamaran kerja ke beberapa perusahan ternama di Paris.
Pada mulanya, semua perusahan yang dikirimi surat lamaran via email merespon dengan karena IPK-nya yang tinggi dan lulusan universitas top di Paris.

Tapi beberapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.
Hal ini terus terjadi berulang kali sampai akhirnya membuatnya merasa jengkel dan marah.

Dia bahkan sampai menuding perusahaan-perusahaan itu rasis karena tidak mau menerima warga negara asing meski lulus cum laude dari universitas ternama di Paris.
Akhirnya, pada suatu hari karena penasaran bercampur dongkol ia memutuskan untuk mengadukannya ke Departemen Tenaga Kerja Prancis di Paris.

Dia ingin melapor sekaligus ingin tahu kenapa perusahaan-perusahaan tersebut menolaknya.
Tapi, ketika bertemu dengan salah satu manager di kantor Depnaker Paris tersebut, ia mendapat penjelasan yang ia dapat di luar perkiraannya.
Berikut adalah dialog mereka :

Manager :
Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan Anda.
Pada saat anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian Anda.
Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari."

Nona :
Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja?

Manager :
Jadi begini, setelah kami periksa di _database,_ kami menemukan data bahwa Nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Nona :
(kaget): Ya, saya mengakuinya. Tapi, apakah karena perkara kecil tersebut semua perusahaan boleh menolak saya?

Manager :
Perkara kecil?
Kami tidak menganggap itu perkara kecil, Nona.
Kami lihat di database, Anda pertama kali melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini.
Saat itu petugas percaya dengan penjelasan yang Anda bahwa Anda masih belum mengerti sistem transportasi umum di sini. Itu sebabnya kesalahan tersebut diampuni. Namun Anda tertangkap dua kali lagi setelah itu.

Nona:
Ohh, waktu itu karena tidak ada uang kecil saja.

Manager :
Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda.
Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin Anda telah melakukannya ratusan kali sebelum tertangkap.

Nona :
Well, baiklah. Tapi, itu kan bukan kesalahan mematikan ..'? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya perbaiki dan berubah kan masih bisa?

Manager :
Maaf, kami tidak menganggap demikian, Nona.
Perbuatan Anda membuktikan dua hal :
Pertama(1), Anda tidak mau mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri.
Kedua(2), Anda tidak bisa dipercaya !

Nona, banyak pekerjaan di berbagai perusahaan di negara Prancis ini bergantung pada kepercayaan atau trust.
Jika Anda diberikan tanggung jawab atas tugas di sebuah wilayah, maka Anda akan diberikan kuasa yang besar.
Karena efisiensi biaya, kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu.
Hampir semua perusahan besar di Prancis ini mirip dengan sistem transportasi di negeri ini.
Oleh sebab itu, kami tidak bisa menerima Anda, Nona.
Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak akan ada perusahan yang mau menggunakan jasa Anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya dan merasa sangat menyesal.
Tapi, penyesalan selalu datang terlambat ketika nasi sudah jadi bubur atau peristiwa buruk telah terjadi.

Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar dan sangat menyesal.
Ia akhirnya terdiam seribu bahasa tidak bisa berkata apapun.

Sahabatku,
Ada pesan moral yang sangat berharga yang bisa kita petik dari kisah nyata mahasiswi pintar tersebut.
Moral dan etika (attitude) itu amat sangat penting, bahkan ditempatkan di atas kepintaran, kecerdasan atau kegeniusan.

Dalam kehidupan sosial, moral dan etika (attitude) seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran intelektual.
Tetapi IQ atau kepintaran, bagaimanapun tingginya, tidak akan bisa menolong etika moral dan integritas yang buruk.

Samuel Johnson (1709-1784), sastrawan Inggris mengatakan:
Knowledge without integrity is dangerous and dreadful.
(Pengetahuan tanpa integritas pasti berbahaya dan mengerikan).

Clive S Lewis (1898-1963), profesor di Universitas Oxford dan penulis novel terkenal Inggris
mengatakan : Integritas adalah melakukan hal yang benar, ketika tidak ada yang melihat. (Integritas dan kejujuran adalah kekayaan paling jarang dimiliki manusia).

Sabtu, 18 Mei 2019

RENUNGAN BAGI YANG BELUM MEMPERSUNGGUH MEMBACA AL-QURAN

Dalam sebuah hadist diriwayatkan :

الْقُرْانُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ وَمَاحِلٌّ مُصَدَّقٌ مَنْ جَعَلَهُ اَمَامَهُ قَادَهُ اِلَي الْجَنَّةِ وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ اِلَي لنَّار :رواه حبن ولطبران
                                                                                                  
Artinya : Al-Quran adalah penyafaat yang disafaatkan dan pelapor yang dibenarkan, maka barangsiapa yang menjadikan Al-Quran didepan nya (diutamakan) maka Al-Quran akan menuntun nya menuju Surga, dan barangsiapa yang menjadikan Al-Quran dibelakang nya (dikesampingkan) maka Al-Quran akan menjerumuskan nya kedalam Neraka.

Orang yang mati awalnya tidak menyadari bahwa dirinya telah mati. Dia merasa dirinya sedang bermimpi mati. Dia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati hingga diturunkan ke dalam kubur. Dia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah. Dia berteriak-teriak tapi tidak ada yang mendengar teriakannya. Beberapa waktu kemudian aat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian dibawah tanah. Allah kembalikan ruhnya. Dia membuka mata, dan terbangun dari "MIMPI” buruknya. Dia senang dan bersyukur, bahwa ternyata apa yang dia alami hanyalah sebuah mimpi buruk, dan kini dia sudah bangun dari tidurnya. Kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya kaget,
“Dimana bajuku...???Kmana celanaku...???” Lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah “Dimanakh aku...??? Tempat apa ini...??? Kenapa bau tanah dan lumpur...???” Kemudian dia mulai menyadari bahwa dia ada dibawah tanah, dan sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi...!!! Dia sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati. Berteriak lah dia sekeras-kerasnya, memanggil orang2 terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkan nya namun tidak ada seorang pun yg menjawab. Dia yang selama ini lupa pada Allah-pun ingat bahwa ALLAH adalah satu2nya harapan. Menangis-lah dia sambil meminta ampun, “Ya, Allaaaaah….Ya Allaaaaaah….Ampuni aku ya Allaaaaah….!!!”  Dia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya. Jika dia orang baik, maka muncullah 2 malaikat dengan wajah tersenyum akan mendudukkan nya & menenangkan nya, Jika dia orang buruk, maka 2 malaikat akan menambah ketakutannya dan akan menyiksanya sesuai keburukan nya. Al-Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang mati ketika orang2 sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian dirumahnya, tiba2 seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan. Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkan nya, datanglah 2 Malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab. Tetapi si tampan itu berkata : ”Ia adalah sahabat karibku, dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkan nya. Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepadanya lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan kedalam Surga.” Lalu ia berpaling kepada sahabat nya dan berkata, “Aku adalah Al-Qur'an yang sering kamu baca jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.” Setelah para Malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang harum penuh dengan kasturi serta mempersilahkan untuk tidur nyenyak sebagaimana tidur nya pasangan pengantin. Subhanallah getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau2 Al-Quran akan menuntut kita kemudian akan menjerumuskan kita kedalam Neraka. Naudzubillah min dzaliq.....