Selasa, 20 Agustus 2019

Cerita inspiratif

Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun40-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yg kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas

Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan SD. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.

Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan,sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?

Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “SIKAP POSITIF” . Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.

Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.

Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain.

Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.

Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”

Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: “Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.

Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampai disini?

Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut.
Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.

Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company)perusahaan minyak terbesar di dunia.

Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.

Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.

Itulah kekuatan”SIKAP POSITIF”

Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita …

Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita ….

Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya …
Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat “Bersikap Positif” dan menjadibagian dari solusi …

Have a great day with "Positive Thinking" ....

Rabu, 07 Agustus 2019

Sengon 1 Triliun


07 August 2019

Oleh : Dahlan Iskan

Sepele sekali. Kelihatannya. Hanya gara-gara satu pohon sengon. Listrik seluruh Jakarta padam. Juga Jabar. Dan sebagian Jateng. Minggu-Senin lalu.

Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang. Mati listriknya sampai Jakarta.

Maka pohon sengon itu perlu diabadikan. Fotonya. Untuk dipasang di seluruh kantor PLN. Sebagai monumen. Yang harus diajarkan turun-temurun. Dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Betapa mahalnya pohon sengon itu. Sampai membuat berjuta-juta orang menderita. Pun kereta bawah tanah. Yang masih baru. Ikut lumpuh. Penumpangnya harus dievakuasi. Presiden Jokowi sampai marah karenanya.

Bahkan PLN sendiri sampai harus mengeluarkan ganti rugi kepada konsumen. Nilainya sampai Rp 1 triliun.

Satu pohon sengon. Di sebuah desa. Mampu menggegerkan mayapada.

Pohon sengon itu tidak salah. Tumbuhnya di dalam pagar penduduk. Tapi menjulang sangat tinggi.

Tinggi tiang SUTET itu 40 meter. Tapi bentangannya menggelayut. Tinggi 18 meter. Tinggi sengon itu sekitar 15 meter. Sudah mencapai medan magnet SUTET.

Tapi sengon itu juga berhak bertanya:

- Mengapa dibiarkan tumbuh tinggi di situ?

- Mengapa tidak ada yang tahu?

- Apakah tidak ada lagi anggaran untuk patroli pohon?

- Mengapa ada kebijakan anggaran ini --bahwa biaya operasi dan pemeliharaan harus di bawah anggaran SDM?

- Mengapa SUTET itu begitu rapuh? Hanya kesenggol satu pohon sudah pingsan?

Itulah. Mengapa tidak boleh ada pohon dekat SUTET (Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi). Jangankan sampai nyenggol. Memasuki medan magnetnya pun sudah mengganggu. Bisa korsleting. Yang mengakibatkan arus listrik terhenti.

Mengapa yang korsleting di selatan Semarang, padamnya di Jakarta dan Jabar?

Orang Jakarta itu makan listriknya paling besar. Apalagi ditambah daerah industri sekitarnya: Tangerang, Bogor, Bekasi, Karawang.

Padahal pembangkit listrik terbesarnya ada di Jatim. Di Paiton.

Maka harus ada pengiriman listrik dalam jumlah besar. Dari Jatim ke Jakarta. Sekitar 3000 MW. Tepatnya saya sudah lupa.

Listrik sebesar itu hanya bisa dikirim lewat SUTET --yang tegangannya 500 kVA. Ibarat kirim air, selangnya harus sangat besar.

Kian tinggi tegangannya kian luas medan magnetnya. Karena itu harus ada sempadan yang lebar. Di sepanjang jalur SUTET tidak boleh ada tanaman tinggi. Dalam istilah listrik sempadan itu disebut ROW --Right of Way.

Dulu selalu ada patroli. Yang mengawasi ROW itu --apakah mulai ada gejala pohon yang mengganggu. Tidak harus tiap hari. Pohon tidak bisa mendadak tinggi.

Pertanyaannya: apakah anggaran patroli masih ada? Atau manajemen patrolinya yang lemah? Atau patroli sudah dilakukan, laporan sudah dibuat, tapi tidak ada anggaran penebangan pohon?

Sesederhana itu.

Tapi ada juga unsur nasib.

Jawa itu sebenarnya sudah aman. Biar pun sebagian besar pembangkitnya ada di Jatim. Di Jawa sudah punya dua jalur SUTET. Jalur Utara (yang lewat Ungaran, Semarang itu) dan jalur tengah. Membentang dari ujung timur ke ujung barat Jawa.

Kalau pun ada gangguan di jalur utara seperti itu sebenarnya tidak ada masalah. Arus listriknya bisa otomatis pindah ke SUTET jalur tengah.

Pohon sengon itu bukan satu-satunya tersangka.

Memang nasib PLN lagi apes. Terutama Plt Dirutnya. Masih baru. Belum 24 jam.

Hari Minggu itu ada perbaikan SUTET jalur tengah. Di timur Tasikmalaya. SUTET-nya dimatikan. Dengan pertimbangan sangat rasional: pada hari Minggu beban listrik di sekitar Jakarta turun drastis. Cukup dilayani jalur utara.

Sayang, kok sengon itu begitu jahatnya --bergoyang di hari Minggu itu.

SUTET Utara kena sengon. SUTET tengah lagi diperbaiki.

Akibat hilangnya pasokan dari dua SUTET tadi beban listrik kacau sekali.

Pembangkit-pembangkit listrik di wilayah barat mati satu-persatu.

Terjadilah bencana itu.

Kenapa begitu lama? Ini sudah menyangkut manajemen recovery. Hanya PLN yang tahu.

Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan 'Kopassus'-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu? Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?

Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?

Saya masih ingat. Peresmian pasukan itu dilakukan besar-besaran. Di Monas. Dengan demo cara-cara memelihara SUTET. Tanpa mematikannya.

Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki 'Kopassus'-nya PLN.

Di PLN juga ada satu departemen khusus: namanya P2B. Itulah yang mengatur seluruh sistem listrik di Jawa. Isinya orang-orang istimewa. Ahli-ahli listrik.

Saya menyebutnya 'otak'-nya listrik. Lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem di Jawa. Kadang saya dikritik. Terlalu mengistimewakan P2B. Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi. Dalam seluruh organisasi surat kabar.

SUTET di bawah P2B itu. Tapi P2B di bawah siapa?

Organisasi PLN sekarang sudah beda. Di Jawa ada tiga direksi. Direktur Jatim/Bali, Direktur Jateng/DIY dan direktur Jabar/DKI.

P2B bisa punya posisi yang tidak jelas --di bawah koordinasi direktur yang mana. Mungkin sudah diatur. Orang luar seperti saya tidak bisa melihat.

P2B itu perlu terus berkoordinasi. Tiap tiga bulan mereka harus rapat. Untuk evaluasi perkembangan sistem di Jawa.

Adakah rapat itu masih ada? Atau sudah ditiadakan? Rapat-rapat P2B tidak boleh dianggap rapat biasa --yang bisa dihapus demi penghematan.

Demi laba.

Memang ironi: listrik itu baru diingat justru di saat ia mati.(Dahlan Iskan)

Junior & Senior



Senin, 05 Agustus 2019

                      Cerita inspiratif

Apakah Anda pernah mendengar Bernie Eccelestone?

Beliau adalah pendiri dari Formula One (F1) Group, sekaligus merangkap sebagai CEO selama 40 tahun. Mantap yah?

Suatu hari, Bernie berjalan keluar dari kantornya di Knightsbridge.

Saat melewati tempat yang agak sepi, beberapa orang menghadang. Mengepung Bernie.

Dia Dirampok!

Dipukul habis-habisan sampai babak belur. Mata sebelah kanannya bengkak menghitam.

Itu tidak seberapa, semua barang berharga yang dibawa lenyap dibawa perampok.

Termasuk jam tangan mewah berharga 4 milliar rupiah: Hublot.

Jika Anda sebagai Bernie, apa yang akan Anda lakukan?

Marah-marah kepada polisi? atau ngomel-ngomel memindahkan energi negatif karena kerampokan kepada anak istri?

Tapi Bernie tidak begitu.

Dia tidak akan jadi pengusaha Sukses jika perilakunya sama seperti Anda atau orang kebanyakan.

Yang Bernie lakukan cukup sederhana sekaligus aneh.

Dia meminta orang untuk memfoto wajahnya yang babak belur.

Mencetaknya dan mengirimkan kepada CEO Hublot, Jean Claude Biver.

Tidak lupa dia menuliskan sebuah pesan: "See what people will do for a Hublot".

Artinya: Lihat apa yang akan orang lakukan untuk memiliki Hublot!

Ini komplain yang sederhana dari Bos F1. Tapi tajam!

Orang kebanyakan, jika mendapatkan komplain negatif akan panik.

Matian-matian mencegah agar kisah buruk tidak sampai tersebar. Tapi CEO Hublot berbeda.

Dia malah meminta ijin kepada Bernie untuk membuat iklan dengan memasang fotonya yang babak belur sekaligus meminta agar Hublot menjadi jam resmi dari Formula 1.

Apa jadinya?

Setelah iklan itu diluncurkan, hasil penjualannya jam tangan Hublot meroket!

Asik yah?!

Bernie dirampok, malah dapat duit dari model iklan dan share penjualan jam.

Sementara CEO Hublot yang mendapat komplain dari Bos F1, malah berhasil mengubahnya menjadi iklan yang membawa untung besar.

#Inilah Seni MENGUBAH energi negatif menjadi POSITIF.
          MAAFKAN ISTRIKU.. AKU TERLAMBAT JATUH CINTA PADAMU

Rumah masih ramai setelah pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karena tak bisa menahan tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat..
Aku makin tak bisa menahan airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi tanah yang menimbun ibu mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih ada.
Aku ingat semua dosaku, kesalahanku, mulut kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yang paling aku ingat membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga...

Aku pikir saat dipemakaman adalah momen tersedih yang aku alami sepanjang hidupku, ternyata itu belum apa-apa...
Banyak kepiluan lain yang membuatku hancur..

Putriku yang berusia 5 tahun beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya dia lupa bahwa ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dengan wajah kecewa..

Malam berlalu tanpa aku bisa melelapkan mata sedetikpun.
Rasanya rumah ini sunyi dan hampa.. 😓

Hingga tibalah hari yang membuat aku amat sedih. Yaitu hari ketika anak-anak mulai masuk sekolah.
Pagi itu mereka semua sudah bangun, aku kebingungan, anak-anakku juga seperti bingung mau berbuat apa...

Biasanya pagi kami selalu dibangunkan, disuruh mandi dan  disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan kami berangkat dalam keadaan rapi dan perut yang sudah kenyang.

Hari ini kami hanya terdiam... Aku menyuruh anak-anak melihat makanan dikulkas tapi yang ada hanya bahan mentah. Rumah yang biasanya rapi nampak berantakan.

Aku pergi membeli sarapan untuk kami berempat. Saat membayar aku kaget uang 50 ribu tanpa kembalian. Padahal selama ini aku memberi uang 50 ribu kepada istriku cukup untuk makan kami sampai malam...

Kadang-kadang aku marah-marah kalau dia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan anak-anak sudah menunggu dimeja makan...

Sudah jam 7.30 biasanya mereka sudah diantar kesekolah semuanya dan diantar istriku berbarengan, sementara aku baru pulang beli sarapan. Dalam hati kalau terlambat semoga dimaklumi karena habis kemalangan.

Aku makin merasa kacau saat jam sudah menuju jam 8.00 dan anak-anak belum diantar semua...

Aku benar-benar kehilangan seorang dewa dalam rumah kami😢

Inikah yang selama ini dilakukan istriku...? Mengapa aku selalu menganggap dia tak ada kerjaan. Selalu menganggap sepele pekerjaan seorang ibu...??

Aku masih linglung ditempat kerja. Masih banyak teman-teman yang menghampiri mengucapkan belasungkawa..

Hingga aku ditelpon oleh walikelas anak ku yang masih TK katanya anak-anak sudah pulang tapi belum ada yang jemput, aku minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12.00 anakku yang nomor 2 juga menelpon minta dijemput karena sudah pulang.

Selama ini aku tak tahu satupun jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua. Anakku yang besar pulang jam 2.00 artinya aku tak bisa kembali ketempat kerja.

Sampai disekolah anakku, aku masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah saat istriku kecelakaan 3 hari lalu, kecelakaan yang serta merta merenggut nyawanya saat menjemput anak sulungku..😭

Sampai dirumah anak-anak nampak kelaparan. Ternyata aku tak tahu manajemen waktu sehebat almarhumah istriku.

Aku harus kewarung makan lagi untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam. Sehingga tidak kurang dari 200 ribu sampai malam. Aku berpikir ini baru 1 hari, bagaimana kalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat...

Ya Tuhan
Indah sekali caramu menegurku...
Begitu kacaunya hidupku tanpa istriku, keuangan makin amburadul, anak-anak tak terurus, makanan favoritku tidak ada lagi. Rumah dan tanaman seperti hilang aura karena tak ada yang merawat dan membersihkan...

Aku masih sempat merasa wanita diluaran lebih cantik dari istriku...

Andai aku bisa menebus apapun yang telah aku lakukan kepada istriku selama ini..
aku ingin memperbaikinya... Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak akan pernah berkata kasar kepadanya...

Dia begitu lelah setiap hari, tapi sepulang kerja aku masih sering membentaknya...
Saat dia minta tambahan belanja aku berkata kasar kepadanya...
Dia saat aku jadikan istri, rela berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan sederhana denganku.

Maafkan aku istriku, andai aku bisa menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami seperti anak ayam kehilangan induknya. Berserakan...

Saat malam aku kembali menangis sejadi-jadinya..
Andai bisa kutebus, aku ingin menebus meski dengan nyawaku...

Aku mau dia yang hidup menjaga anak-anak dan biarlah aku yang menghadap-Mu.
Ini sangat berat bagiku apalagi bagi anak-anakku. Demikian do'a tengah malamku.

Jujur selama ini aku tak dekat dengan anak-anak. Mereka selalu bersama ibunya. Aku hanyalah kerja, pulang, tidur dan kerja lagi. Aku tak tahu apa-apa tentang urusan anak dan rumah..

Istriku sayang...
Aku berdoa semoga lelah mu jadi ibadah, semoga semua yang kau lakukan untuk kami membawamu ke Surga... Semoga engkau bahagia.

Kali ini aku benar-benar menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahmu.
Kau tak pernah mengeluh dengan pekerjaanmu, kau tak pernah meminta sesuatu yang aku tak sanggup membelinya.
Kau jalani semua dengan sabar dan aku merasa belakangan jarang memperhatikanmu... Jarang bertanya bagaimana anak-anak kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu...

Kekasih hatiku...
Mengapa aku jatuh cinta padamu justru setelah engkau tiada...?
Tidak akan ada yang menggantikan dirimu dihatiku.
Mengapa rasa cinta ku padamu menggebu-gebu saat dirimu sudah berada dipusara..?.

Maafkan aku istriku...
Aku terlambat jatuh cinta padamu 😭😭

Kisah nyata ini untuk hikmah renungan bagi kita semua agar menghargai pasangan kita..
Biasanya kita baru menyadari arti keberadaan orang yang kita cintai .. disaat dia tak lagi ada bersama kita...